Jumat, 12 November 2010

gincumu

Aku tak pernah melihat mereka saat mentari masih menyembul di balik birunya awan. Mereka juga tak pernah muncul saat lampu-lampu kota belum lagi menyala. Mereka seperti aku, seorang perempuan seutuhnya. Namun kerudung dan kemben mungkin yang membedakan kami. Aku tak akan menyalahkan mengapa mereka berpenampilan yang lebih pantas dianggap sebagai baju tidur atau baju yang hanya pantas dipakai di kamar sendiri.
Make up yang dipakai cukup tebal. Gincu-gincu merah menghiasi bibir sehingga terlihat begitu sensual dan merekah....

***buntu lagi dahhhh

ancur

last night i've talked to you
between the moon and the wind
they were ashamed to miss you
just say that i need you so bad

don't you know, dear
that night was too cold to touchbreezy winds can not get caught

then winds whisper softly

***walah ngomong apa ini??bahasa amburadul gak cethaaaa...


Sabtu, 16 Oktober 2010

Hujan


Selalu ada yang istimewa saat titik-titik air itu jatuh membasahi bumi. Bulir-bulir itu kemudian meresap dengan gaya gravitasi hingga ke sela-sela. Jalanan beraspal seketika berubah warna menjadi biru gelap agak kehitam-hitaman. Tanah pun demikian. Baunya yang khas dan unik mengusik hidung dan seraya berbisik, “Ini hujan sayang. Kamu tahu tidak?”
Sejurus kemudian rintik itu menghadirkan nuansa yang amat indah. Meski tak ada pelangi yang akan menghiasi selepas guyuranmu, titik-titik tetap saja menarik. Terkadang lebih menyenangkan menerjang hujanmu daripada berhenti sejenak untuk menepi atau sekadar memakai pelindung seperti mantol.
Ketika kamu turun, segalanya berbeda. Lihat saja pucuk-pucuk pohon itu sungguh hijau. Belum lagi tanaman bertubuh pendek yang menebar di sepanjang jalan. Mereka seolah-olah hidup dan berucap terima kasih akan kedatanganmu.
Selalu ada cerita saat kau turun menyapa, selalu tentang bahagia dan asa. Tahukah kau, setiap rintikmu adalah harapan baru untuk menjejaki ribuan hari yang terbentang esok hari?

Aku dan Oktober

bulir-bulir masih mengalir dari awan yang gelap tengah malam itu
seketika telepon berdering meminta segera dijawab
di ujung sana, kau membangunkanku dengan sejuta makna
sayang, selamat ulang tahun
jangan lelah menemaniku ya
mohon sabar sekejap

ya, jawabku singkat
masih mencari agar mata terbuka dan sadar sepenuhnya
ia yang berada di tempat lain itu terus saja mengucap doa
aku tahu doa-doa yang dilantukan itu niscaya untukku dan untuknya
untaian kata penuh makna mengurai dari bibir manis yang selalu kurindu

ya, jangan khawatir sayang
kepahamanku tak akan berbatas
sementara itu mimpi-mimpi lain tengah terajut
semoga Tuhan mengamini

lukisan yang kubuat hampir jadi
namun mungkin beberapa warna belum terpulas rapi
aku membutuhkan kuasmu dan kuas Nya
agar sebuah gambar tentang perjalanan ini menjadi lengkap

Tuhan, kamu, dia dan mereka
aku cinta
0210

Minggu, 26 September 2010

Jabat tangan tanda persahabatan

Pagi itu mendung terlihat menyelimuti. Meskipun begitu, tak menyurutkan langkah ratusan anak sekolah untuk kembali beraktivitas yaitu belajar di sekolah. Namun Senin (20/9) pagi ada yang istimewa di hari pertama anak-anak masuk sekolah selepas liburan pascalebaran.
Usai upacara bendera bersama, ratusan anak-anak SDN Joglo Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari tak langsung masuk ke dalam kelas. Mereka satu per satu saling berjabat tangan dimulai dari bersalaman dengan Sang Kepala Sekolah kemudian dilanjutkan para guru dan sesama siswa sendiri.
“Ini lagi halalbihalal dengan bapak ibu guru dan teman-teman,” tutur gadis kecil berseragam putih-putih bernama Bunga. Siswi Kelas VI SD Joglo ini mengaku senang bisa saling bermaaf-maafan dan bersalaman dengan guru dan teman-temannya.
Jabat tangan dalam rangka halalbihalal Hari Raya Idul Fitri kali ini terasa istimewa bagi anak-anak. Teman-teman mereka dari SDN Sambirejo dan SDN Kadipiro sengaja datang dan ikut bersalaman. Alhasil, jalan kecil di depan SDN Joglo penuh dengan anak-anak sekadar bersalaman. Anak-anak berseragam putih merah berjajar di sepanjang jalan dekat dengan pematang sawah. Mereka berbaris rapi di barat jalan dari ujung selatan sampai utara.
Tak ada rasa canggung meski anak-anak dari tiga sekolah itu baru kali pertama bertemu. “Ikutan teman-teman salaman dengan anak dari SD lain,” ungkap siswi Kelas I SD, Alya. Lelaki kecil bernama Aya pun tampak bersemangat. Dia dan teman-temannya berbaris seperti mau main sepur-sepuran. Sesekali mereka pun main kejar-kejaran sendiri sambil menunggu giliran untuk berjabat tangan.
“Melalui jabat tangan ini kita bisa bersilaturahmi dengan teman-teman dari SD lain. Biar anak-anak kenal juga dengan anak-anak SD lain,” ujar Kepala SDN Joglo, Gunarno. Menurut Sang Kepala Sekolah, kegiatan bersalaman sudah rutin dilakukan tetapi berjabat tangan antar-SD baru kali pertama. Gunarno senang, masih dalam rangka Idul Fitri ini anak-anak bisa bermaaf-maafan dengan para guru dan sesama temannya.
Kepala SDN Kadipiro, Veronica pun menyatakan kegembiraannya karena anak-anak didiknya bisa bertemu teman-teman baru. Dia, para guru dan murid-muridnya rela berjalan kaki sejauh 500 m demi menyambung silaturahmi dengan SD lain. Sementara itu, sebanyak 750 siswa dari tiga sekolah dasar ikut dalam ajang jabat tangan terpanjang ini.

Jumat, 17 September 2010

Sambut hari masuk sekolah di pematang sawah

“Ayo sekolah, ayo sekolah lagi! Tapi besok libur lagi,” teriak bocah lelaki bernama Adit di pematang sawah. Dia berbicara lantang sambil melambai-lambaikan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya memegang poster berukuran besar. Adit tak sendiri, siswa Kelas IV SD ini bersama beberapa temannya melakukan hal serupa. Anak-anak usia SD pagi itu beramai-ramai bermain di sawah kampung di kawasan Tunggulsari Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari, Kamis (16/9).
Mereka membawa poster ukuran kertas A3. Poster-poster itu bertuliskan Ayo Sekolah Lagi. Tulisan itu memang sengaja dibikin untuk menyambut hari masuk sekolah lagi setelah libur Lebaran yang cukup lama. Mereka berjajar di antara pematang sawah sambil membawa poster-poster itu. Sesekali mereka mengeluarkan yel-yel seperti Sekolah sekolah ayo, Masuk Sekolah Lagi.“Akhirnya sudah masuk sekolah lagi. Senang rasanya apalagi bisa bertemu teman-teman,” ujar Adit. Anak lelaki ini mengaku libur selama kurang lebih dua pekan. Masa liburan Lebaran ia manfaatkan untuk berkunjung ke rumah sang nenek di Sukoharjo serta bertandang ke sanak famili.
Bram, juga melakukan hal serupa. Namun agaknya dia lebih suka bersenandung dan bernyanyi. Maka lagu Aku Seorang Kapiten meluncur dari mulut bocah kecil berbaju oranye ini sambil sedikit melompat-lompat. Senandungnya pun diikuti anak-anak lain yang berdiri di sampingnya.
Sementara itu, seorang anak lelaki menyanyikan sebuah lagu berjudul Aku Anak Sehat namun dengan lirik yang diubah atau diplesetkan anak-anak sendiri. Tak pelak lirik lagu yang berubah itu terdengar aneh dan menimbulkan gelak tawa. Setelah bergaya layaknya pendemo yang tengah beroperasi, mereka pun berjalan pelan-pelan di pematang sawah dengan membawa sederet tulisan-tulisan Ayo Sekolah.
Sesekali beberapa gadis kecil yang ikut dalam pawai kecil terlihat terjatuh ke sawah. Maklum galangan yang berupa gundukan tanah di pematang sawah cukup sempit sehingga hanya mampu dilewati satu orang saja. Namun langkah kaki si anak-anak tak surut, mereka terus berjalan sambil melambai-lambaikan tangan.
“Ini memang saatnya kembali ke sekolah libur panjang Lebaran,” tutur penggagas ide, Mayor Haristanto. Sang Pemimpin Republik Aeng-Aeng ini mengajak beberapa anak untuk menyambut hari-hari sekolah yang akan segera dimulai lagi. Mayor berharap anak-anak bisa merasa senang dengan kembali belajar di sekolah.

Isi libur Lebaran dengan berburu film kartun dan komik

Nabila terlihat asik memilih-milih film ditumpukan VCD dan DVD dalam keranjang kotak berwarna putih. Siswi Kelas V SD ini mengaduk-aduk ratusan VCD dan DVD hingga ditumpukan yang berada di paling bawah. Cukup lama ia melakukannya namun si gadis kecil ini tak juga menemukan apa yang dicari. “Aku suka film kartun, tapi ini yang dicari susah,” tuturnya di toko buku Gramedia Solo, Selasa (14/9). Kebetulan toko buku tengah mengadakan bazar buku menyambut Ramadan dan Lebaran.
Siswi SD ini kemudian melanjutkan pencariannya hingga menemukan beberapa film yang dia anggap menarik. “Sukanya sama kartun Spongebob. Kalau sama Upin Ipin dulu juga suka tapi sekarang sudah bosen,” tambah gadis berambut sebahu ini. Nabila mengaku kerap datang ke toko buku ini sekadar mencari komik kesukaannya yaitu Doraemon. Terkadang dia diantar orangtua atau oleh sang kakak seperti sekarang. Ia memang gemar mengoleksi komik Jepang di rumah.
Lain halnya dengan Seno, siswa Kelas VI SD ini lebih menyukai komik petualangan seperti Naruto. “Komik ini bagus. Ada jurus-jurus ninjanya, aku jadi ingin mencoba,” ungkapnya sambil melihat-lihat tumpukan komik di depannya. Di tangan kanannya pun telah menenteng komik bergambar Ben 10, yang juga pernah tampil di layar televisi.
Tumpukan buku-buku bergambar dan buku cerita anak-anak menjadi sudut favorit yang siang itu banyak disambangi anak-anak. Buku dengan gambar-gambar berwarna-warni menjadi daya tarik tersendiri. Anak-anak hilir mudik menyambangi tumpukan buku yang terletak di dalam.
Siang itu, para orangtua tampak mengajak putera-puterinya untuk berkunjung ke toko buku ini. “Mumpung ada diskon juga, kami memborong saja. Kebetulan anak-anak sedang libur juga. Jadi sekalian saja ikut,” ujar salah seorang ibu. Terlihat beberapa anak pun sengaja datang sendiri tanpa ditemani ayah atau ibu. Mereka lebih merasa nyaman jika bepergian dengan sesame teman-temannya.
Sementara itu, toko buku Gramedia menggelar diskon buku dari 29 Agustus hingga 31 Oktober mendatang. Harga yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 25.000. Selain itu, ada pula diskon mulai dari 15% sampai 30%. Buku yang ditawarkan juga bermacam-macam, selain komik, novel ada pula buku bergenre motivasi, religi dan majalah.

Berlibur ditemani ikan dan rusa

Lebaran boleh jadi merupakan momen berlibur bagi keluarga. Mereka pun sengaja memanfaatkan waktu berlibur ini untuk sekadar bermain-main atau menyambangi beberapa tempat rekreasi. Di sebuah kawasan taman kota, Taman Balekambang tampak begitu ramai dipadati pengunjung. Para pengunjung yang didominasi rombongan keluarga ini hilir mudik masuk ke area taman.
Ita, gadis kecil siswi kelas III SD terlihat begitu asik. Dia bersama adik dan ibunya tengah duduk-duduk santai di sebuah lapangan berumput hijau di area taman. Sesekali dia bermain kejar-kejaran dengan sang adik. “Iya baru kali pertama datang ke sini,” ujar gadis bernama lengkap Hendati Miftahul Jannah ini sambil tersenyum-senyum, Minggu (12/9). Sang adik, Annisa Rahmatul Laili juga terlihat senang. Sementara sang ibu duduk santai sambil mengawasi tingkah polah kedua anaknya.
Di dekat kolam ikan lain lagi ceritanya. Di sebelah utara kolam, sederet anak-anak ditemani ayah dan ibu serta anggota keluarga terlihat sibuk memancing ikan. “Saya seneng bisa mancing sambil bermain-main di sini,” ujar siswi kelas III SD, Amalia sambil menunjukkan ikan hasil tangkapannya. Hal serupa, dialami anak yang duduk di sebelahnya. Umpan yang ia masukkan ke kolam disambar seekor ikan mas dengan ukuran cukup besar. Sang ayah pun kemudian membantu menaikkan ikan.
Sementara itu, beberapa keluarga tengah memasang gaya berfoto dengan kawanan rusa yang memang menjadi penghuni tetap taman ini. Ada yang berani mengelus-elus badan rusa namun beberapa anak terlihat ketakutan mendekati binatang berkaki empat itu. Di sudut lain, boneka kartun Upin Ipin pun turut hadir meramaikan Syawalan Balekambang di Balekambang yang digelar Sabtu – Minggu (11-19/9) ini.
Selain dilengkapi dengan berbagai permainan seperti memancing, kereta api dan aneka permainan lainnya, Syawalan Balekambang juga menawarkan petualangan di arena outbond. Beragam permainan yang ditawarkan antara lain flying fox, postman dan burman bridge. Semua aneka permainan yang bersifat menantang adrenalin pengunjung disiapkan khusus di areal outbond. Permainan ini memang syarat makna, selain melatih mentalitas anak, ketangkasan tentunya juga olahraga.
Mumpung lagi liburan jadi saya ajak anak-anak main saja ke sini,” kata seorang ibu bernama Surati yang tengah berlibur bersama keluarga kecilnya. Aneka macam permainan pun didukung pula dengan adanya tenda-tenda kecil yang menjajakan beragam makanan ringan, minuman hingga hidangan sarapan dan makan siang.

Sabtu, 11 September 2010

'IED MUBAROK



Subhanallah, ahamdulillah... Idul Fitri 1431 H akhirnya menyapa juga. Rasa syukur yang tiada terkira hanya pada Mu, kami masih diberi kesempatan untuk bertemu hari kemenangan.

Hari Raya Idul Fitri buat saya adalah hari keluarga. Pada hari setelah sebulan penuh berpuasa ini sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga bekumpul bersama. Mulai dari yang tinggal di ibukota sampai yang ada di pelosok desa.



Ada nuansa tersendiri bisa berlebaran di kampung halaman. Bertemu dengan nenek, pakde, bude, om, bulik, sepupu serta keponakan-keponakan yang lucunya minta ampun. Entah berapa lama kami tak saling bersua. Sejenak melupakan kejenuhan pekerjaan, aktivitas untuk sekadar berkumpul bersama keluarga tercinta. Benar-benar indah!!!

LOVE my Family... ^_^

Minggu, 29 Agustus 2010

Berjumpa dengan Mrs Hape

-->
Siang itu, Sabtu (28/9) saya memang menyengajakan diri dengan sedikit berjalan-jalan ke area pertokoan. Kebetulan hari itu saya berniat mengganti hand phone (Hp) China yang sudah lama menemani ini. Maka berhentilah saya ke sebuah kawasan pertokoan pusat jual beli Hp di Singosaren. Saya pun memilih dan memilah bermacam-macam Hp yang ditawarkan si penjual. Sambil menimbang-nimbang Hp apa yang cocok untuk saya.
Tak lama kemudian, seorang wanita datang dengan mimik serius dan geraknya tergesa-gesa. Umurnya sekitar 40 tahun namun karena penampilannya terbilang nyentrik tak begitu terlihat usianya yang hampir setengah abad itu. Dia berdandan dengan bedak yang cukup tebal, guratan pensil alis dan gincu merah tampak begitu jelas menghias wajahnya. Rambutnya yang panjang dibiarkannya terurai, cukup satu penjepit dia sematkan dibagian poni mungkin agar rambutnya tak menghalangi wajahnya.
Dia nampak begitu sibuk. Sang penjual Hp pun bercakap-cakap dengannya cukup singkat. Setelah itu, si wanita sibuk menekan tombol dalam kalkulator yang ada di depannya. Transaksi berlangsung cukup singkat. Si wanita menyerahkan Hp berwarna merah dan menukarnya dengan yang berwarna keemasan. Setelah memberikan beberapa lembar uang dia pun berlalu.
Saya berpikir, mungkin begitu ya salah satu transaksi antarpara penjual Hp. Namun dugaan saya sepertinya meleset. “Kalau ada penghargaan itu orang pantes masuk Muri,” ujar si penjual. Saya pun bertanya-tanya, apa hubungannya Hp dengan Museum Rekor Indonesia ya?. Sambil mengira-ngira mungkin transaksi yang dilakukannya mencapai triliunan rupiah atau bagaimana begitu.
“Itu orang paling lama beli Hp cuma tahan seminggu,” tambah si mas penjual Hp. Maksudnya bagaimana itu? Saya berusaha mereka-reka dan menghubungkan fakta. Sang penjual pun bercerita, wanita yang baru saja mampir di counternya menukar Hp yang baru kemarin dibelinya. “Dia kalau beli Hp paling pol seminggu, selebihnya bisa dua atau tiga hari kembali ke sini minta tukar Hp yang lain,” jelasnya. Saya pun tak sanggup menahan tawa. Bagaimana bisa seseorang melakukan itu semua? Mengganti Hp setiap saat dalam hitungan hari. Astaga!
Belum habis keheranan saya, si penjual mengatakan wanita itu sudah terbiasa datang ke kiosnya. Dia pun menghitung sendiri berapa yang harus ia bayarkan dikurangi potongan yang ada. “Dia ngitung sendiri harganya, aku tinggal terima uang,” terang si penjual. Hal itu membuat saya tak pelak tertawa terbahak-bahak. Ada ya orang seperti itu.
Selang 15 menit setelah si wanita itu meninggalkan counter, saya belum juga menemukan Hp yang cocok. Koran bergenre Hp saya bolak-balik sekadar melihat harga dan spesifikasi barang yang mengena di hati. Beberapa lama kemudian, alangkah terkejutnya saya. Si wanita itu tiba-tiba datang lagi.
Dia mengeluhkan Hp yang baru saja ditukarkannya. Sang penjual pun mengecek barang yang diperlihatkan si Ibu itu. “Ya udah ganti yang lain aja,” kata si wanita. Mas penjual pun segera mengeluarkan Hp lain. Si wanita segera mengotak-atik Hp baru yang ada di hadapannya. Setelah melihat detil dan mengecek Hp baru itu, si wanita kemudian menyambar kalkulator dan mulai menghitungnya. Tak ada 10 menit, transaksi selesai dilakukan.
Sekarang, entah apalagi, tertawa sudah saya lakukan. Namun setelah melihat tingkah si ibu rasanya saya ingin berguling-guling di lantai. Sebegitu mudahnya dia bergonta-ganti Hp. Saya mulai bertanya-tanya apa pekerjaannya, berapa gajinya sehingga dia mampu dengan sekehendak hati membuang lalu mengganti Hp dalam hitungan detik. Sementara saya harus menunggu lama untuk sekadar ingin memiliki Hp baru…Alangkah lucunya…saya ingin tertawa…hahahahahaha

Sabtu, 21 Agustus 2010

Sudut Kota (episode 1)

Rasanya baru kemarin menginjakkan kaki di sebuah wilayah yang boleh dibilang pinggiran. Wilayah itu cukup kecil jika dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya. Selain itu, masyarakat dan pamong pemerintahannya cukup aman dan damai. Memang, kecamatan ini bukan daerah yang rawan konflik. Namun, masyarakat di sini mempunyai tipikal tersendiri.
Susunan rumah mereka juga khas sekali dengan daerah perkotaan. Rumah satu dengan lainnya begitu berdekatan sehingga tak ada yang bisa disebut sebagai halaman. Karena ruang itu boleh jadi sudah masuk ke dalam akses jalan. Maka masalah yang timbul tak jauh-jauh dari sanitasi dan air. Maklum, dengan proporsi tempat seperti itu seringkali tak punya ruang untuk sedikit terbuka. Sementara di beberapa tempat banyak terserang masalah kesehatan terutama demam berdarah.
Mereka harus rela berbagi kamar mandi. Sebab tak semua rumah mempunyai fasilitas yang penting ini. Kemudian dibangunlah tempat MCK komunal yang terdapat di kampung-kampung itu. Proyek sanimas pun juga bertebar di sudut-sudut tempat padat penduduk ini. Bahkan di beberapa lokasi mereka membuat dapur komunal. Rumah dengan ukuran 3 x 4 pun tak jadi soal. Asal punya tempat untuk sekadar beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.
Di sudut lain, ada beberapa kawasan dijadikan tempat usaha. Misalnya ada satu kawasan yang hampir sekampungnya berprofesi sebagai pembuat blangkon. Setiap pagi, di gang sempit itu berjajar blangkon-blangkon dengan berbagai jenis dan bentuk. Belum lagi sebuah daerah yang memproduksi kok yang biasa digunakan dalam olahraga badminton. Ada pula yang masih eksis mengembangkan tradisi dengan melestarikan pembuatan tosan aji atau keris beserta sarungnya.

Selasa, 17 Agustus 2010

MERDEKA MERDEKA MERDEKA!!!

Kata-kata itu akan terngiang seharian ini. Maklum saja negeriku tercinta hari ini tepat berusia 65 tahun. Memang lumayan tua untuk ukuran umur manusia namun untuk urusan lainnya masih terlalu muda. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah menginjak lebih dari setengah abad, negeriku yang elok nan permai ini masih tertinggal jauh.

Banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang meminta jatah untuk segera diselesaikan. Meski telah berpuluh tahun merdeka, negeri ini masih akrab dengan masalah. Urusan yang tak kunjung mereda itu tak jauh-jauh dari

URUSAN PERUT

Negeriku ini berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa, namun belum semuanya bisa merdeka. Mereka belum merdeka dari kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan dan masalah pelik lain. Yang miskin makin irit yang kaya makin menggunung

Apapun itu, inilah negeriku. Permadani hijau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke belum mampu mengangkat martabat rakyatnya ke level layak. Bebatuan alam yang terkandung di perut bumi negeri ini tak jua mampu mengisi perut penduduknya. Maka, dengan terpaksa banyak yang belum bisa makan 3 kali sehari apalagi minum susu. Masih ada yang putus sekolah karena

MAHALNYA BUKU DAN SERAGAM.

Di usianya yang ke-65 tahun, ada banyak harapan tertuang di setiap inci negeri bernama INDONESIA ini....

semoga negeri ini bisa tegak berdiri dengan kakinya sendiri

mereka yang di atas jangan terlalu sering melongok ke atas lagi,

garis batas bernama miskin semoga segera sirna

agar setiap warga negara asli Indonesia mendapat hidup layak.

bisa makan cukup, pendidikan cukup, kesehatan cukup, pekerjaan cukup

aman, damai dan sentosa

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya




Sabtu, 14 Agustus 2010

Ramadhan Karim

Ada rindu yang terselip saat bulan ini datang menyapa. Tak cuma karena seharian menahan lapar dan dahaga tetapi belaian Ramadhan memberikan kesejukan tersendiri. Dari masjid-masjid terdengar senandung ayat yang saban hari menggema ke seluruh penjuru.

Belum lagi ketika waktu berbuka tiba. Terselip rezeki tersendiri bagi mereka yang menjajakan beragam menu berbuka puasa. Mulai dari kolak, dawet, es buah hingga berbagai menu dan lauk pauk. Semua tertumpah ruah di jalan melambai para pengendara dan pejalan sekadar mampir menjumput satu atau dua manisannya.

Malampun memberikan aroma yang berbeda. Saat Isya' tiba, telah berderet shof di rumah ibadah. Meski terkadang baris shof itu mulai berkurang seiring mendekati hari raya. Selepas tarawih, membawa berkah sendiri bagi anak-anak itu. Mereka mengerumuni jaburan yang memang disediakan khusus bagi mereka. Makanannya pun bermacam-macam, ada snack, roti sampai gorengan.

Tadarus ayat-ayat Nya tak luput dari lisan. Sungguh enak, sementara seorang mengaji lainnya pun menyimak sambil melahap makanan yang tersaji. Terkadang ada yang memberikan jaburan super enak namun kadang juga makanan yang aneh. Kalau sudah begitu ya tinggal pilih.

Terlepas dari semuanya, Ramadhan memberi warna tersendiri. Bulan penuh kesempatan emas bagi mereka yang mau habis-habisan memburu hadiah Nya.

Tadarus rindu ayat-ayat Nya, sujud panjang di malam Nya, berbagai kepada sesama ciptaan Nya...

Ramadhan Karim, semoga masih bisa berjumpa lagi...

Jumat, 13 Agustus 2010

Indahnya Kotaku Nyamannya Tamanku


Seorang bapak tampak memegang cangkul, di depannya terhampar sawahnya yang ditumbuhi padi serta tanaman lainnya. Gambar itu yang terpotret dalam selembar kertas gambar yang sedang diwarnai oleh Aya, gadis kecil berjilbab yang sedang asyik mewarnai ditemani sang ibu.

Gadis kecil bernama lengkap Athaya Kusuma ini dengan serius sedang mewarnai langit dengan warna oranye dan kuning. “Ini gambar orang di sawah lagi mencangkul,” ujarnya saat dijumpai sambil tersenyum-senyum, Minggu (8/8).

Sementara itu di sudut lain, Diana sedang asyik menyelesaikan gambarnya. Dalam gambar itu tertulis kata Jurug di plengkungan gapura yang dibuatnya. Dia menggambar sebuah kereta kuda dengan anak-anak sebagai penumpangnya. Mereka menuju sebuah tempat wisata yaitu Jurug. “Udah pernah ke Jurug kok,” ujarnya sambil bercerita ada apa saja di Taman Satwa Taru Jurug yang pernah dikunjunginya.

Gadis kecil bernama Diana Hari ini baru duduk di bangku kelas III SD. Akan tetapi, dia mengaku sudah sering ikut lomba menggambar sejak TK. Diana mengaku tak pernah ikut les menggambar ataupun mewarnai. “Kan ada ibu yang mengajari di rumah,” tuturnya sambil terus sibuk mewarnai hasil gambarnya.

Anak-anak usia TK dan SD ini berkumpul di area Assalam Hypermarket dalam rangka lomba menggambar dan mewarnai. “Lomba ini memang untuk mendukung pameran buku yang sedang berlangsung,” ujar Seksi Acara Lomba, Neng Siti Kholis saat dijumpai, Minggu (8/8).

Lomba ini terdiri dari dua kategori, lomba mewarnai untuk playgroup dan TK serta lomba menggambar untuk SD kelas I-III. Lomba mewarnai tersebut bertema Indahnya Alam Desaku dan lomba menggambar dengan tajuk Indahnya Taman Kota Solo.

Neng mengatakan lomba ini masih satu rangkaian atau sebagai acara pendukung Pameran Buku Nasional yang digelar Jumat (30/7 – 8/8) di Assalam Hypermarket. “Pemenang akan mendapatkan trofi, sertifikat dan uang pembinaan,”pungkas Neng.