Sabtu, 16 Oktober 2010

Hujan


Selalu ada yang istimewa saat titik-titik air itu jatuh membasahi bumi. Bulir-bulir itu kemudian meresap dengan gaya gravitasi hingga ke sela-sela. Jalanan beraspal seketika berubah warna menjadi biru gelap agak kehitam-hitaman. Tanah pun demikian. Baunya yang khas dan unik mengusik hidung dan seraya berbisik, “Ini hujan sayang. Kamu tahu tidak?”
Sejurus kemudian rintik itu menghadirkan nuansa yang amat indah. Meski tak ada pelangi yang akan menghiasi selepas guyuranmu, titik-titik tetap saja menarik. Terkadang lebih menyenangkan menerjang hujanmu daripada berhenti sejenak untuk menepi atau sekadar memakai pelindung seperti mantol.
Ketika kamu turun, segalanya berbeda. Lihat saja pucuk-pucuk pohon itu sungguh hijau. Belum lagi tanaman bertubuh pendek yang menebar di sepanjang jalan. Mereka seolah-olah hidup dan berucap terima kasih akan kedatanganmu.
Selalu ada cerita saat kau turun menyapa, selalu tentang bahagia dan asa. Tahukah kau, setiap rintikmu adalah harapan baru untuk menjejaki ribuan hari yang terbentang esok hari?

Aku dan Oktober

bulir-bulir masih mengalir dari awan yang gelap tengah malam itu
seketika telepon berdering meminta segera dijawab
di ujung sana, kau membangunkanku dengan sejuta makna
sayang, selamat ulang tahun
jangan lelah menemaniku ya
mohon sabar sekejap

ya, jawabku singkat
masih mencari agar mata terbuka dan sadar sepenuhnya
ia yang berada di tempat lain itu terus saja mengucap doa
aku tahu doa-doa yang dilantukan itu niscaya untukku dan untuknya
untaian kata penuh makna mengurai dari bibir manis yang selalu kurindu

ya, jangan khawatir sayang
kepahamanku tak akan berbatas
sementara itu mimpi-mimpi lain tengah terajut
semoga Tuhan mengamini

lukisan yang kubuat hampir jadi
namun mungkin beberapa warna belum terpulas rapi
aku membutuhkan kuasmu dan kuas Nya
agar sebuah gambar tentang perjalanan ini menjadi lengkap

Tuhan, kamu, dia dan mereka
aku cinta
0210