Rabu, 20 November 2013

Menilik Jogan, Dipan Raksasa Pesisir Selatan

Pantai Jogan, Tepus, Wonosari, Gunung Kidul/rid.
Edisi dolan kali ini kembali berbau pantai. Sekadar ingin melepas penat dari padatnya aktivitas sehari-hari, saya dan seorang kawan nekat menyambangi pantai selatan di Gunung Kidul, Yogyakarta Mei lalu. Padahal deretan pantai itu sudah cukup sering saya tengok. Namun, rasa penasaran untuk menjelajahi pantai-pantai lainnya yang belum begitu dikenal orang membuat pantai selatan akan selalu menarik hati.
Jarak tempuh dari Solo ke Gunung Kidul tidak bisa dianggap dekat. Sekiranya butuh tiga jam untuk bisa memijakkan kaki di tanah berpasir putih dengan deburan ombak biru yang luar biasa indahnya. Pilihan perjalanan singkat sehari ini jatuh ke tiga pantai, Siung, Jogan dan Nglambor yang terletak di Kecamatan Tepus, Wonosari, Gunung Kidul.
Jika menyebut Pantai Siung, saya kira sudah banyak yang mengetahuinya. Pantai ini terkenal dengan tebing-tebingnya yang eksotis yang biasa digunakan oleh para atlet panjat tebing. Selain itu, banyak warung makan yang berada di tepi pantai menjajakan ikan laut hasil tangkapan nelayan setempat. Lengkap sudah jika berwisata ke pantai ini bersama keluarga. Selain itu, Siung mudah dijangkau dengan kendaraan besar sehingga memungkinkan mobil hingga bus nangkring ke sini.

Si Baby Champ, Marquez dan Angka 20

Juara Dunia MotoGP 2013, Marc Marquez (MotoGP.com)
Saya mengagumi pembalap belia, Marc Marquez ini sejak ia masih berlaga di ajang Moto2. Pembalap muda asal Spanyol ini boleh jadi sangat garang saat berlaga di lintasan balap, tetapi ia berubah menjadi sosok yang super murah senyum ketika atribut helm itu tak menutupi wajahnya. Hanya butuh waktu dua musim bagi pembalap muda ini untuk bisa merengkuh mahkota Moto2 2012.
Keberhasilan itu menghantarkannya naik kasta ke MotoGP musim 2013. Di ajang balap kelas premier ini Marquez melesat bak peluru. Mungkin Marquez memang dilahirkan untuk mencetak rekor di dunia balap. Di usianya yang baru 20 tahun, Marquez yang berstatus sebagai debutan berhasil menjadi pembalap termuda juara dunia sepanjang sejarah MotoGP. Di angka 20 ini sejarah pembalap muda kelahiran Cervera, Spanyol ini baru dimulai.
Pembalap kelahiran 17 Februari 1993 ini mengambil alih rekor “King” Kenny Roberts yang juga berstatus rookie juara pada musim 1978. Kemenangan ini juga menguatkan posisi Honda sebagai tim pabrikan paling tangguh musim ini. Honda berhasil mengambil kembali mahkota MotoGP yang diraihnya terakhir kali pada 2011 oleh Casey Stoner.

Awal Perjalanan 1.528 Kilometer Part#1



KLCC, Twin Tower, KL, Malaysia/rid
Bepergian ke luar negeri untuk kali pertama menjadi pengalaman yang luar biasa. Apalagi perjalanan singkat berdurasi empat hari ini saya lakukan sendiri. Saya memutuskan membayar kekecewaan saya lantaran gagal bertandang ke rumah sahabat saya di pesisir pantai selatan Thailand dengan mengunjungi negeri tetangga Malaysia.
Kuala Lumpur pun menjadi pilihan sekalian berkunjung ke rumah saudara. Maka Rabu-Sabtu (25-28/9) adalah waktu yang tepat untuk menengok negeri sebelah. Seharusnya saya berangkat ke Thailand Kamis (19/9), via LCCT, Kuala Lumpur – Alor Setar. Akan tetapi, rencana itu berubah total karena kondisi badan yang tidak memungkinkan. Setelah diundur sepekan, Rabu berikutnya perjalanan dimulai via Bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta.
Sebagian penumpang pesawat dengan tujuan KL ini adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. Saya sempat ngobrol dengan seorang ibu asal Jogja yang telah bekerja selama lima tahun di Kuala Lumpur. Kepulangannya ke Tanah Air adalah untuk menikahkan anak perempuannya. Meski sudah berusia hampir setengah abad ia masih ingin mencari rezeki di luar yang jauh dari kampung halamannya. Bahkan, ia belum berencana kapan ia akan benar-benar pulang ke rumahnya di Jogja. Mungkin suatu hari nanti saat ibu berambut sebahu ini merasa tanggung jawabnya untuk menghidupi keluarganya di kampung sudah paripurna.
Petugas imigrasi pun menilisik lebih jauh dengan mengutarakan beberapa pertanyaan seputar kepergian saya ke KL. Maklum, paspor warna hijau milik saya itu masih benar-benar bersih. Dan ini untuk kali pertama saya mendapatkan stempel imigrasi, hahaha.
Karena maskapai yang saya naiki adalah milik Malaysia segala instruksi pun berbahasa Melayu dan Inggris. Ada beberapa kata yang membuat saya tertawa terbahak-bahak. Sebab, jika bahasa Melayu itu disamakan dengan bahasa Indonesia artinya bisa sangat jauh.
Misalnya saja dalam bahasa Inggris sang pramugari menyebut if you need something please call our staff, tetapi jika kata-kata ini diterjemahkan dalam bahasa Melayu menjadi jika nak butuh sesuatu silakan kontak kaki tangan kami. Ungkapan kaki tangan membuat saya tertawa terbahak-bahak. Itu sekelumit perbedaan bahasa yang memang membuat kelucuan tersendiri. Akan tetapi, bagaimanapun Melayu dan Indonesia masih satu rumpun dan tentu saja bersaudara erat.