Minggu, 28 Desember 2014

Catatan MotoGP 2014: Tahun Milik Baby Alien

Marc Marquez/MotoGP.com
MotoGP musim 2014 masih menjadi milik Honda lewat Marc Marquez yang resmi menjadi juara dunia untuk kali kedua beruntun. Ya, Spaniard itu masih terlampau tangguh untuk ditaklukkan. Total 13 kemenangan dicetaknya dalam semusim termasuk 10 kali podium beruntun yang menjadi rekor anyar dalam sejarah MotoGP.
Rapor fantastis ini bikin Marquez, yang kerap dijuluki Baby Alien, menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah dalam usianya yang baru 21 tahun. Kebahagiaan rider jebolan Moto2 ini semakin lengkap saat sang adik, Alex Marquez, juga didapuk sebagai kampiun Moto3. Keduanya pun menjadi kakak adik pertama yang sama-sama juara dunia dalam satu musim dalam ajang balap motor dunia.
Torehan 13 kali podium utama adalah yang pertama dalam sejarah MotoGP. Jagoan Honda tersebut mematahkan rekor pendahulunya, Mick Doohan yang membukukan 12 kemenangan dalam semusim pada 1997 silam. Begitu pula dengan 13 kali pole position yang direbutnya dalam semusim          
Berkaca dari pengalaman di musim debutnya 2013 lalu, di tahun keduanya, pembalap kelahiran Cervera, Spanyol ini lebih berhati-hati. Meskipun demikian, ia masih dianggap terlalu ceroboh lantaran masuk kategori pembalap yang sering tersungkur. Kampiun termuda ini mencium aspal lintasan sebanyak 11 kali. Jumlah ini berhasil ia kurangi mengingat di musim perdananya rekan Dani Pedrosa ini terjatuh 14 kali.
Terlepas dari catatan menakjubkannya sepanjang 2014, rider yang memutuskan pindah tempat tinggal ke Andorra ini bermasalah dengan garis start. Mungkin ia memang membikin cerita indah dengan sukses merebut 13 pole position. Masalahnya, Marquez malah kerap tercecer ketika mengawali balapan dari grid terdepan. Tak pelak ia mesti berjuang ekstra keras untuk merebut kembali posisinya.    

Marquez di Sirkuit Motegi, GP Jepang/MotoGP.com
Di sisi lain, Honda memang boleh berbangga dengan raihan mereka sebagai kampiun. Akan tetapi, seharusnya mereka cukup sadar jika performa musuh abadinya, Yamaha, di paruh kedua musim ini jauh lebih apik. Puncaknya, tim pabrikan Jepang ini apes di Phillip Island, Minggu, 19 Oktober lalu. Honda untuk kali pertama lewat dua jagoannya gagal merampungkan balapan lantaran terjatuh. Hasil ini adalah yang terburuk sejak GP Portugal musim 2010 lalu.
Jagoan Yamaha, Valentino Rossi, juga menuai berkah. Bahkan pembalap berjuluk The Doctor itu lebih mentereng dari rekannya, Jorge Lorenzo. Usianya boleh 35 tahun, tetapi kemampuan tempurnya di lintasan balap tak kalah dari para juniornya. Dua podium utama sukses direngkuhnya, yakni GP San Marino dan GP Australia.
Rossi malah terpacu untuk lebih sukses lagi pasca berpisah dengan mekanik andalannya, Jeremy Burgess, di akhir 2013. Kerja sama yang sudah terbangun sejak musim 2000-an itu berakhir lantaran Burgess kesulitan untuk memenuhi ambisi juara dunia tujuh kali tersebut di samping mekanik Australia itu juga sudah kelelahan. Peruntungan Rossi pun membaik saat bekerja dengan Silvano Galbusera. Hasilnya, posisi sebagai runner up berada di tangannya. Catatan ini adalah yang terbaik sejak ia jadi juara dunia kali terakhir, 2009 lalu.
Sebaliknya, justru rekannya, Lorenzo yang tertimpa sial. Juara dunia dua kali itu mesti menelan pil terpahit sejak ia debut di MotoGP 2008 silam. Sebab, untuk kali pertama rider Spanyol tersebut baru memetik kemenangan setelah melakoni 13 seri. Biasanya, Lorenzo selalu naik podium utama dalam dua seri pertama.  

Valentino Rossi/MotoGP.com
Ya, sejak awal musim Lorenzo memang mengeluhkan motor Yamaha YZR M1 2014. Adanya sejumlah regulasi baru terutama soal pembatasan bahan bakar. Tim pabrikan Jepang ini mesti memaksimalkan peran seamless gearbox saat downshift atau turun gigi persneling.
Di musim 2015 alias masa transisi sebelum penyeragaman penggunaan hardware dan software Electronic Control Unit (ECU) diyakini bakal lebih menarik. Sebab, tim pabrikan mesti menghentikan pengembangan software mereka hingga Juni 2015. Selain itu, perubahan hanya diperbolehkan untuk memperbaiki sisi keselamatannya. Selama masa jelang pemberlakuan ECU standar 2016,  tim pabrikan boleh memberi masukan dalam pengembangannya bersama Magneti Marelli yang telah ditunjuk Dorna.

Setelah musim 2015 berakhir, semua tim yang menjadi peserta MotoGP 2016 harus menggunakan ECU standar. Regulasi tersebut akan dipertahankan sampai 2021 kemudian dievaluasi jika diperlukan perbaikan.

Alex Marquez, Valentino Rossi, dan Marc Marquez/MotoGP.com