Marc Marquez/MotoGP.com |
MotoGP musim 2014 masih menjadi milik Honda lewat Marc
Marquez yang resmi menjadi juara dunia untuk kali kedua beruntun. Ya, Spaniard itu masih terlampau tangguh
untuk ditaklukkan. Total 13 kemenangan dicetaknya dalam semusim termasuk 10
kali podium beruntun yang menjadi rekor anyar dalam sejarah MotoGP.
Rapor fantastis ini bikin Marquez, yang kerap dijuluki Baby Alien, menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah dalam usianya yang
baru 21 tahun. Kebahagiaan rider
jebolan Moto2 ini semakin lengkap saat sang adik, Alex Marquez, juga didapuk
sebagai kampiun Moto3. Keduanya pun menjadi kakak adik pertama yang sama-sama
juara dunia dalam satu musim dalam ajang balap motor dunia.
Torehan 13 kali podium utama adalah yang pertama dalam
sejarah MotoGP. Jagoan Honda tersebut mematahkan rekor pendahulunya, Mick
Doohan yang membukukan 12 kemenangan dalam semusim pada 1997 silam. Begitu pula
dengan 13 kali pole position yang
direbutnya dalam semusim
Berkaca dari pengalaman di musim debutnya 2013 lalu, di tahun
keduanya, pembalap kelahiran Cervera, Spanyol ini lebih berhati-hati. Meskipun
demikian, ia masih dianggap terlalu ceroboh lantaran masuk kategori pembalap
yang sering tersungkur. Kampiun termuda ini mencium aspal lintasan sebanyak 11
kali. Jumlah ini berhasil ia kurangi mengingat di musim perdananya rekan Dani
Pedrosa ini terjatuh 14 kali.
Terlepas dari catatan menakjubkannya sepanjang 2014, rider yang memutuskan pindah tempat
tinggal ke Andorra ini bermasalah dengan garis start. Mungkin ia memang
membikin cerita indah dengan sukses merebut 13 pole position. Masalahnya, Marquez malah kerap tercecer ketika
mengawali balapan dari grid terdepan.
Tak pelak ia mesti berjuang ekstra keras untuk merebut kembali posisinya.
Marquez di Sirkuit Motegi, GP Jepang/MotoGP.com |
Di sisi lain, Honda memang boleh berbangga dengan raihan
mereka sebagai kampiun. Akan tetapi, seharusnya mereka cukup sadar jika
performa musuh abadinya, Yamaha, di paruh kedua musim ini jauh lebih apik.
Puncaknya, tim pabrikan Jepang ini apes di Phillip Island, Minggu, 19 Oktober
lalu. Honda untuk kali pertama lewat dua jagoannya gagal merampungkan balapan
lantaran terjatuh. Hasil ini adalah yang terburuk sejak GP Portugal musim 2010
lalu.
Jagoan Yamaha, Valentino Rossi, juga menuai berkah. Bahkan
pembalap berjuluk The Doctor itu lebih mentereng dari rekannya, Jorge Lorenzo.
Usianya boleh 35 tahun, tetapi kemampuan tempurnya di lintasan balap tak kalah
dari para juniornya. Dua podium utama sukses direngkuhnya, yakni GP San Marino
dan GP Australia.
Rossi malah terpacu untuk lebih sukses lagi pasca berpisah
dengan mekanik andalannya, Jeremy Burgess, di akhir 2013. Kerja sama yang sudah
terbangun sejak musim 2000-an itu berakhir lantaran Burgess kesulitan untuk
memenuhi ambisi juara dunia tujuh kali tersebut di samping mekanik Australia
itu juga sudah kelelahan. Peruntungan Rossi pun membaik saat bekerja dengan
Silvano Galbusera. Hasilnya, posisi sebagai runner
up berada di tangannya. Catatan ini adalah yang terbaik sejak ia jadi juara
dunia kali terakhir, 2009 lalu.
Sebaliknya, justru rekannya, Lorenzo yang tertimpa sial.
Juara dunia dua kali itu mesti menelan pil terpahit sejak ia debut di MotoGP
2008 silam. Sebab, untuk kali pertama
rider Spanyol tersebut baru memetik kemenangan setelah melakoni 13 seri.
Biasanya, Lorenzo selalu naik podium utama dalam dua seri pertama.
Valentino Rossi/MotoGP.com |
Ya, sejak awal musim Lorenzo memang mengeluhkan motor Yamaha
YZR M1 2014. Adanya sejumlah regulasi baru terutama soal pembatasan bahan bakar.
Tim pabrikan Jepang ini mesti memaksimalkan peran seamless gearbox saat downshift
atau turun gigi persneling.
Di musim 2015 alias masa transisi sebelum penyeragaman
penggunaan hardware dan software Electronic Control Unit (ECU)
diyakini bakal lebih menarik. Sebab, tim pabrikan mesti menghentikan
pengembangan software mereka hingga
Juni 2015. Selain itu, perubahan hanya diperbolehkan untuk memperbaiki sisi
keselamatannya. Selama masa jelang pemberlakuan ECU standar 2016, tim pabrikan boleh memberi masukan dalam
pengembangannya bersama Magneti Marelli yang telah ditunjuk Dorna.
Setelah musim 2015 berakhir, semua tim yang menjadi peserta
MotoGP 2016 harus menggunakan ECU standar. Regulasi tersebut akan dipertahankan
sampai 2021 kemudian dievaluasi jika diperlukan perbaikan.
Alex Marquez, Valentino Rossi, dan Marc Marquez/MotoGP.com |