Ritual pemotongan rambut gimbal di Dieng, Minggu (30/6).(rid) |
Alira, gadis
kecil berusia tiga tahun itu bergelayut mesra di pangkuan sang ibu. Sekilas tak
ada yang berbeda dengan gadis cilik ini. Namun, pagi itu Minggu (30/6),
merupakan hari yang bersejarah bagi si kecil Alira. Gadis kecil berkulit sawo
matang ini sangat istimewa bagi masyarakat Dieng, sebuah kawasan dataran tinggi
yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, di Jawa Tengah.
Saat lahir,
ia sama dengan bayi lainnya. Namun, suatu ketika Alira mengalami demam tinggi. Pasca
kejadian itu rambutnya yang lurus menjadi gimbal. Bukan Alira saja yang
mendapatkan keistimewaan ini. Anak berambut gimbal merupakan satu aset yang
amat berharga di wilayah ini. Warga Dieng percaya bahwa anak-anak berambut
gimbal merupakan keturunan dari leluhur pendiri Dieng dan ada makhluk gaib yang
menjaga mereka.
Rambut gimbal
bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Tidak ada
seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini.
Konon leluhur Dieng, Ki Ageng Kaladite berpesan agar masyarakat setempat
senantiasa menjaga anak yang memiliki rambut gimbal ini.
Mereka tidak
akan selamanya berambut gimbal. Anak-anak itu akan menjalani sebuah proses
pemotongan rambut karena jika dibiarkan hingga tumbuh dewasa maka dipercaya
akan membawa musibah bagi keluarganya. Namun, ritual ini tidak boleh
sembarangan dilakukan. Konon, sang anak yang bisa menentukan kapan ia mau
dipotong rambutnya. Sembari mau dipotong, anak itu juga memiliki permintaan
khusus. Jika keinginannya belum dituruti, maka gimbal di rambutnya akan terus
tumbuh meski sudah dipotong berkali-kali.