Saya memang bukan penyuka klub sepak
bola asal Kota Milan, Italia ini. Saya lebih jatuh cinta pada klub berseragam
hitam putih dari Kota Turin, Italia. Namun, hadirnya dua jenderal lapangan
hijau yang moncer pada masanya
membuat saya penasaran ingin melihat aksi mereka di usianya yang sudah tak lagi
muda. Paolo Maldini, Andriy Shevcenko adalah dua nama besar yang sempat
memperkuat Milan. Kepiawaian mereka dalam mengocek si kulit bundar membuat saya
rela bangun dini hari atau tidur terlalu malam demi melihat aksi mereka
mengeksekusi bola saat saya masih duduk di bangku SMP dulu. Tapi tetap saja
idola saya hanya si nomor sembilan, Filippo Inzaghi, hahaha…
Saya pun nekat kabur ke Jakarta demi
melihat wujud asli dua makhluk ajaib itu. Sekali lagi bukan karena saya
Milanisti, hahaha. Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Sabtu (9/2) sore sudah penuh
sesak dengan lautan Milanisti. Mereka banyak memakai atribut khas Rossoneri entah itu cowok atau cewek.
Namun, karena lagi-lagi saya bukan penggila tim pengoleksi 18 kali gelar tahta Seri
A dan 5 kali Piala Italia ini, saya cukup memakai pakaian tanpa atribut,
hahaha. Jersey Italia yang saya bawa sengaja tidak dipakai karena ukurannya
cukup besar untuk badan saya.
Hasil akhir pertandingan Milan Glorie
versus Indonesia All Star Legends memang sudah bisa ditebak. Milan Glorie
membungkus kemenangan dengan skor 4-2
pada laga persahabatan ini. Gol Milan masing-masing dicetak Andriy Shevchenko,
Mauricio Ganz dan dua gol dari Serginho. Sementara dua gol balasan Indonesia dicetak
pesepak bola kebanggaan Merah Putih, Bambang Pamungkas atau yang lebih akrab
dipanggil Bepe.
Saya kira ketika tim luar negeri
menyambangi Indonesia lalu bertanding maka aroma Indonesia hilang dari arena pertandingan.
Stadion dipenuhi dengan mereka yang beratribut lengkap fans tim terkenal yang
tengah bertanding di lapangan. Bukan Indonesia Raya yang bergemuruh di seantero
stadion tetapi yel-yel, nyanyian serta
selebrasi khas tim-tim papan atas dunia itu. Milanisti Indonesia pun juga
melakukannya sore itu. Akan tetapi, saya yakin jiwa Indonesia mereka tak akan
luntur, hehehe… tetap Merah Putih.
Dari lapangan hijau ketika laga baru berjalan 16 menit, Milan mencetak gol lewat aksi Solo, Serginho. Gol cepatnya dari sudut kanan gawang tak bisa ditepis Hendro Kartiko.
Di menit ke-35 Bepe membuka asa bagi Merah Putih dengan sukses menyelesaikan umpan lambung yang didapatnya menjadi sebuah gol. Kapten Timnas Indonesia ini menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun bukannya tepuk tangan penonton yang didapatkan ikon klub Persija Jakarta ini justru umpatan dan sorakan keras. Rakyat Indonesia berubah jadi Italia, hahaha.
Dari lapangan hijau ketika laga baru berjalan 16 menit, Milan mencetak gol lewat aksi Solo, Serginho. Gol cepatnya dari sudut kanan gawang tak bisa ditepis Hendro Kartiko.
Di menit ke-35 Bepe membuka asa bagi Merah Putih dengan sukses menyelesaikan umpan lambung yang didapatnya menjadi sebuah gol. Kapten Timnas Indonesia ini menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun bukannya tepuk tangan penonton yang didapatkan ikon klub Persija Jakarta ini justru umpatan dan sorakan keras. Rakyat Indonesia berubah jadi Italia, hahaha.
“Huuuuuuhuuuuuu,
apaan itu. Bepe ke laut aje,” sorak salah satu Milanisti di bangku
penonton. Tak heran ucapan semacam ini ramai terdengar. Bagaimana tidak, Bepe
yang mendaulatkan diri sebagai seorang Interisti tengah berada di lautan
manusia yang berdarah Rossoneri. Pesepak
bola 32 tahun ini seperti tengah masuk di kandang macan seorang diri.
Pendukung La Beneamata ini sempat beberapa kali mengancam gawang Milan Glorie
yang dijaga Taibi. Tepukan tangan yang ada seakan tenggelam di antara riuhnya
sorakan bernada miring yang dialamatkan kepada pemain yang bergabung dengan
skuat Macan Kemayoran sejak tahun 1999 itu.
Milan Glorie kembali unggul lewat tendangan kaki kanan Andriy Shevchenko. Indonesia All Star berhasil menyusul pada babak kedua lagi-lagi oleh Bepe di menit ke-63. Sang Interisti ini mencetak gol dengan sundulan hasil umpan dari Gusnaedi. Untuk kesekian kalinya stadion bergemuruh. Bukannya senang karena Indonesia bisa mengatasi perlawanan para pemain veteran ini tetapi malah menyoraki pahlawan di lapangan hijau itu seolah-olah ia musuh yang harus dihabisi, hahaha.
Milan Glorie kembali unggul lewat tendangan kaki kanan Andriy Shevchenko. Indonesia All Star berhasil menyusul pada babak kedua lagi-lagi oleh Bepe di menit ke-63. Sang Interisti ini mencetak gol dengan sundulan hasil umpan dari Gusnaedi. Untuk kesekian kalinya stadion bergemuruh. Bukannya senang karena Indonesia bisa mengatasi perlawanan para pemain veteran ini tetapi malah menyoraki pahlawan di lapangan hijau itu seolah-olah ia musuh yang harus dihabisi, hahaha.
Pertandingan berakhir dengan
kemenangan Maldini dkk setelah Mauricio Ganz menambah pundi-pundi gol Milan di menit
ke-70. Serginho memastikan diri melesakkan gol keduanya sebelum pertandingan
usai. Milan Glorie pun melumat Indonesia All Star Legends 4-2.
Namun, yang mendapat sorakan sore itu
bukan hanya pemain bernomor punggung 20 itu. Bahkan, Menteri Pemuda dan
Olahraga, Roy Suryo pun turut menjadi sasaran umpatan. Ia sempat tampil di
depan saat pihak Milan menyerahkan sumbangan untuk pembinaan persepakbolaan di
Tanah Air. Mereka yang memenuhi stadion kompak menyerukan nada ejekan. Ini pun
berlanjut setelah pertandingan usai. Para supporter melewati sang menteri
begitu saja saat Politisi Partai Demokrat itu tengah wawancara dengan
serombongan perwarta.
Saya senang bisa melihat dua sosok
yang saya kagumi itu kembali beraksi bersama si kulit bundar. Seandainya saja
sang mantan bek Milan, Alessandro Nesta bisa turut serta pasti lebih komplet. Pemain
yang mempunyai nomor punggung 13 selama bermain di Rossoneri ini selalu
bertanggung jawab penuh menjalankan tugasnya sebagai seorang defender dan melakoni tugasnya menjadi caps sebanyak 224 kali.
Saya berdoa penuh agar suatu saat
nanti bisa menjejakkan kaki di bumi Italia. Melihat kemegahan La Vecchia Signora yang berdiri sejak
1897 itu di Kota Turin. Bianconeri yang
gagah perkasa dengan 28 gelar scudettonya,
menatap sang pengeran Bianconeri,
Alessandro Del Piero dan idola saya, Filippo Inzaghi. Atau mendekatkan diri ke
tembok San Siro… ^_^
0 Komentar:
Posting Komentar