Cable car di Genting Highlands/rid |
Jika berwisata ke area gunung seperti di Kabupaten
Karanganyar maupun Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tentu tak jauh-jauh dari
wisata alam. Jalan yang berkelok-kelok diwarnai pemandangan alam berupa tebing
serta bukit-bukit di kanan kiri jalan menjadi pemandangan yang umumnya bakal
kita saksikan sepanjang jalan menuju tempat yang akan dituju. Selain itu, udara
sejuk hingga kelewat dingin menjadi ciri khas daerah pegunungan.
Maka yang lazimnya dituju adalah sejumlah air terjun, kebun teh
ataupun kompleks candi seperti ada yang di Bumi Intanpari, julukan Karanganyar,
dengan Gunung Lawu sebagai target utama. Atau jika berkunjung ke Kota Susu
Boyolali, hamparan permadani hijau berupa berhektar-hektar ladang tembakau dan
sayur-mayurlah yang bakal kita temui sejalan menuju Kecamatan Selo yang
terletak di lereng Gunung Merapi, salah satu gunung teraktif di Indonesia.
Akan tetapi, pemandangan itu tak akan dijumpai di sebuah
tempat bernama Genting Highlands. Azam, seorang kawan lama mengajak saya
menyambangi daerah pegunungan yang terletak di antara Pahang dan Selangor, Malaysia,
September lalu. Genting Highlands merupakan sebuah kawasan pengembangan pariwisata
yang terdiri dari hotel, kasino dan taman bermain yang terletak di puncak
Gunung Ulu Kali yang memiliki ketinggian 1.800 meter dari permukaan laut (dpl).
Maxims Genting Hotel/rid |
Cara untuk mencapai puncak ini terbilang unik. Selain bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi,
Genting bisa dijangkau dengan bus yang berjarak 35 km atau sekitar 1 jam dari
Kuala Lumpur. Setibanya di tempat pemberhentian di Genting Skyway Station, perjalanan
justru baru dimulai. Untuk menggapai lokasi theme park super besar ini
bisa menggunakan cable car.
Theme park di Genting Highlands ini mirip objek wisata Trans
Studio di Bandung. Sebuah tempat yang dilengkapi dengan beragam wahana permainan
indoor dilengkapi dengan wisata kuliner untuk memanjakan lidah hingga belanja. Tak
berhenti di situ saja karena Genting menawarkan tempat peristirahatan berupa
hotel terbesar di Asia yang memiliki lebih dari 6.000 kamar.
Resort Hotel/rid |
Sangat mudah menemukan kasino di sini karena setiap hotel
yang ada dilengkapi dengan wahana meja judi ini. Selain itu, siapapun boleh
masuk ke sana. Hanya saja asal Anda bukan orang Melayu, begitu kata kawan saya.
Menurutnya, praktik judi ini memang sengaja dilegalkan, tetapi bukan untuk
orang Melayu. Melayu memang sarat dengan ajaran keislaman jelas dilarang. Terlebih
Malaysia memplokamirkan diri sebagai Negara Islam. Namun demikian, saya tetap
saja masih bingung. Sebab di Indonesia yang bukan negara Islam meski beragama
mayoritas Islam, judi masuk kategori tindak kriminal. Memang pada kenyataannya praktik ini sulit
diberantas karena tersebar di berbagai wilayah. Mungkin pelegalan judi di
Negeri Jiran ini dimaksudkan agar hanya terpusat di satu tempat saja alias
dilokalisasi.
“Asal bukan orang Melayu mau judi apa saja boleh. Mau ketemu
orang Indonesia juga banyak di sini,” ujar kawan saya yang kerap kali menemani
orang Indonesia berkunjung ke Negeri Jiran ini.
Outdoor Park/rid |
Kawan saya yang tengah menempuh pendidikan di salah satu
kampus terbesar di Malaysia ini bercerita jika orang Indonesia banyak “buang
uang” di kasino terbesar di Asia Tenggara ini. Bahkan, ia pernah menemani
serombongan “wakil rakyat” dari sebuah daerah di Jawa yang konon tengah
melakukan perjalanan dinas mencoba menjajal “wisata” unik di negara kerajaan
ini.
Tak hanya merogoh kocek sampai jutaan rupiah di meja judi,
tetapi mereka juga menyewa sejumlah “perempuan” untuk menemani hari-hari mereka.
Ya, tak dapat dimungkiri judi legal ini berbanding lurus dengan praktik
prostitusi. Olala, surga dunia. Cerita ini sukses membuat saya melongo. Sebenarnya
kawasan ini boleh dibilang cukup bebas. Asal bukan Melayu, Anda bisa melakukan
apa saja.
“Harusnya bawa uang banyak ke sini. Kalau mau bawa mobil
mending ditaruh bawah lalu ke sini naik cable car daripada “susah” parkir,”
kelakar kawan saya.
Dan benar saja, jika tak punya uang cukup di dompet atau
rekening tabungan jangan coba-coba menjajal. Karena bangkrut, kantong kering
(kanker) dan semacamnya mengintai setiap saat. Satu lagi yang bikin saya
geleng-geleng, di area parkir tempat ini tidak ada mobil “jelek”. Sebab, yang
kita jumpai minimal sedan kelas camry, audi, jeep hingga Ferrari,
luar biasa !!!
Area parkir di Genting Highlands/rid |
Kabut yang cukup tebal membuat saya kedinginan
minta ampun. Belum lagi ditambah dengan sok berani mencoba wahana Snow World
yang bersuhu -7 derajat celcius. Saya tak bisa berlama-lama di wahana ini
karena seluruh badan saya rasanya sudah mau membeku. Apalagi naik ke lantai dua
yang suhunya bisa mencapai -20 derajat celcius. Wah-wah, baru segini
sudah angkat tangan. Bagaimana mau menjejakkan kaki di daratan Eropa, tempat
yang menjadi impian saya. Lagi-lagi saya dibuat geleng-geleng. Saya saja yang
memakai baju panjang ditambah jaket tebal, sepatu dan sarung tangan masih menggigil
hebat. Ini bule-bule cuma pakai jaket yang wajib dipakai pengunjung
dengan hanya memakai baju tanpa lengan plus celana super pendek. Sudah, saya
menyerah saja daripada membeku, sodara.
daripada kademen...haha
BalasHapuspadune ra wani kw, weksss
BalasHapus