Minggu, 29 Agustus 2010
Berjumpa dengan Mrs Hape
Sabtu, 21 Agustus 2010
Sudut Kota (episode 1)
Susunan rumah mereka juga khas sekali dengan daerah perkotaan. Rumah satu dengan lainnya begitu berdekatan sehingga tak ada yang bisa disebut sebagai halaman. Karena ruang itu boleh jadi sudah masuk ke dalam akses jalan. Maka masalah yang timbul tak jauh-jauh dari sanitasi dan air. Maklum, dengan proporsi tempat seperti itu seringkali tak punya ruang untuk sedikit terbuka. Sementara di beberapa tempat banyak terserang masalah kesehatan terutama demam berdarah.
Mereka harus rela berbagi kamar mandi. Sebab tak semua rumah mempunyai fasilitas yang penting ini. Kemudian dibangunlah tempat MCK komunal yang terdapat di kampung-kampung itu. Proyek sanimas pun juga bertebar di sudut-sudut tempat padat penduduk ini. Bahkan di beberapa lokasi mereka membuat dapur komunal. Rumah dengan ukuran 3 x 4 pun tak jadi soal. Asal punya tempat untuk sekadar beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.
Di sudut lain, ada beberapa kawasan dijadikan tempat usaha. Misalnya ada satu kawasan yang hampir sekampungnya berprofesi sebagai pembuat blangkon. Setiap pagi, di gang sempit itu berjajar blangkon-blangkon dengan berbagai jenis dan bentuk. Belum lagi sebuah daerah yang memproduksi kok yang biasa digunakan dalam olahraga badminton. Ada pula yang masih eksis mengembangkan tradisi dengan melestarikan pembuatan tosan aji atau keris beserta sarungnya.
Selasa, 17 Agustus 2010
MERDEKA MERDEKA MERDEKA!!!
Banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang meminta jatah untuk segera diselesaikan. Meski telah berpuluh tahun merdeka, negeri ini masih akrab dengan masalah. Urusan yang tak kunjung mereda itu tak jauh-jauh dari URUSAN PERUT
Negeriku ini berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa, namun belum semuanya bisa merdeka. Mereka belum merdeka dari kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan dan masalah pelik lain. Yang miskin makin irit yang kaya makin menggunung
Apapun itu, inilah negeriku. Permadani hijau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke belum mampu mengangkat martabat rakyatnya ke level layak. Bebatuan alam yang terkandung di perut bumi negeri ini tak jua mampu mengisi perut penduduknya. Maka, dengan terpaksa banyak yang belum bisa makan 3 kali sehari apalagi minum susu. Masih ada yang putus sekolah karena
MAHALNYA BUKU DAN SERAGAM.
Di usianya yang ke-65 tahun, ada banyak harapan tertuang di setiap inci negeri bernama INDONESIA ini....
semoga negeri ini bisa tegak berdiri dengan kakinya sendiri
mereka yang di atas jangan terlalu sering melongok ke atas lagi,
garis batas bernama miskin semoga segera sirna
agar setiap warga negara asli Indonesia mendapat hidup layak.
bisa makan cukup, pendidikan cukup, kesehatan cukup, pekerjaan cukup
aman, damai dan sentosa
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Sabtu, 14 Agustus 2010
Ramadhan Karim
Belum lagi ketika waktu berbuka tiba. Terselip rezeki tersendiri bagi mereka yang menjajakan beragam menu berbuka puasa. Mulai dari kolak, dawet, es buah hingga berbagai menu dan lauk pauk. Semua tertumpah ruah di jalan melambai para pengendara dan pejalan sekadar mampir menjumput satu atau dua manisannya.
Malampun memberikan aroma yang berbeda. Saat Isya' tiba, telah berderet shof di rumah ibadah. Meski terkadang baris shof itu mulai berkurang seiring mendekati hari raya. Selepas tarawih, membawa berkah sendiri bagi anak-anak itu. Mereka mengerumuni jaburan yang memang disediakan khusus bagi mereka. Makanannya pun bermacam-macam, ada snack, roti sampai gorengan.
Tadarus ayat-ayat Nya tak luput dari lisan. Sungguh enak, sementara seorang mengaji lainnya pun menyimak sambil melahap makanan yang tersaji. Terkadang ada yang memberikan jaburan super enak namun kadang juga makanan yang aneh. Kalau sudah begitu ya tinggal pilih.
Terlepas dari semuanya, Ramadhan memberi warna tersendiri. Bulan penuh kesempatan emas bagi mereka yang mau habis-habisan memburu hadiah Nya.
Tadarus rindu ayat-ayat Nya, sujud panjang di malam Nya, berbagai kepada sesama ciptaan Nya...
Ramadhan Karim, semoga masih bisa berjumpa lagi...
Jumat, 13 Agustus 2010
Indahnya Kotaku Nyamannya Tamanku
Seorang bapak tampak memegang cangkul, di depannya terhampar sawahnya yang ditumbuhi padi serta tanaman lainnya. Gambar itu yang terpotret dalam selembar kertas gambar yang sedang diwarnai oleh Aya, gadis kecil berjilbab yang sedang asyik mewarnai ditemani sang ibu.
Gadis kecil bernama lengkap Athaya Kusuma ini dengan serius sedang mewarnai langit dengan warna oranye dan kuning. “Ini gambar orang di sawah lagi mencangkul,” ujarnya saat dijumpai sambil tersenyum-senyum, Minggu (8/8).
Sementara itu di sudut lain, Diana sedang asyik menyelesaikan gambarnya. Dalam gambar itu tertulis kata Jurug di plengkungan gapura yang dibuatnya. Dia menggambar sebuah kereta kuda dengan anak-anak sebagai penumpangnya. Mereka menuju sebuah tempat wisata yaitu Jurug. “Udah pernah ke Jurug kok,” ujarnya sambil bercerita ada apa saja di Taman Satwa Taru Jurug yang pernah dikunjunginya.
Gadis kecil bernama Diana Hari ini baru duduk di bangku kelas III SD. Akan tetapi, dia mengaku sudah sering ikut lomba menggambar sejak TK. Diana mengaku tak pernah ikut les menggambar ataupun mewarnai. “Kan ada ibu yang mengajari di rumah,” tuturnya sambil terus sibuk mewarnai hasil gambarnya.
Anak-anak usia TK dan SD ini berkumpul di area Assalam Hypermarket dalam rangka lomba menggambar dan mewarnai. “Lomba ini memang untuk mendukung pameran buku yang sedang berlangsung,” ujar Seksi Acara Lomba, Neng Siti Kholis saat dijumpai, Minggu (8/8).
Lomba ini terdiri dari dua kategori, lomba mewarnai untuk playgroup dan TK serta lomba menggambar untuk SD kelas I-III. Lomba mewarnai tersebut bertema Indahnya Alam Desaku dan lomba menggambar dengan tajuk Indahnya Taman Kota Solo.
Neng mengatakan lomba ini masih satu rangkaian atau sebagai acara pendukung Pameran Buku Nasional yang digelar Jumat (30/7 – 8/8) di Assalam Hypermarket. “Pemenang akan mendapatkan trofi, sertifikat dan uang pembinaan,”pungkas Neng.
Di antara rak-rak tua, segudang ilmu ditawarkan
Letak perpustakaan Islam Surakarta cukup mudah dicari. Lokasinya berada di deretan Gedung Umat Islam di depan lapangan Kartopuran Kecamatan Serengan. Perpustakaan ini ada seiring dibangunnya gedung sejak tahun 1960. Selama puluhan tahun tersebut puluhan buku tersimpan rapi di deretan rak-rak buku.
Perpustakaan ini di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam (Yakpi). Dalam hal pengelolaannya dibantu yayasan serta sumbangan dari berbagai pihak, termasuk para anggotanya.
Tercatat tahun 2006 saja koleksi perpustakaan ini mencapai 11 ribu buah buku. “Sekarang mungkin sudah 15 ribu,” ujar Ketua Pelaksana Harian Perpustakaan Islam Surakarta, Agus Sarwanto saat ditemui di sela kesibukannya, Selasa (10/8). Agus menambahkan masih ada sekitar 115 buku sumbangan dari Bank Indonesia yang belum terdata.
Meskipun berlabel Islam, 60 % buku yang dimiliki perpustakaan ini adalah bergenre umum. Sementara sisanya 40 % bernuansa islami seperti tafsir. Buku-buku berbau motivasi dan fiksi seringkali diburu para pembaca.
“Apalagi waktu booming Laskar Pelangi, antre bukunya panjang sekali,” tutur Agus. Lelaki yang sudah mengabdi puluhan tahun ini menambahkan 2.218 orang tercatat sebagai anggota perpustakaan ini. Para anggota perpustakaan berasal tidak hanya di dalam Solo melainkan masyarakat luar Solo pun banyak yang berunjung. Diakui Agus lebih banyak yang sekadar datang dan membaca daripada mencatatan diri sebagai anggota.
Berbagai cara ditempuh untuk menarik minat masyarakat dalam hal membaca. Seperti bekerja sama dengan pihak sekolah serta mengadakan lomba-lomba. Perpustakaan ini juga rajin menyebar pamflet dan brosur baik untuk menyosialisasikan keberadaan perspustakaan atau agenda yang akan digelar.
Agus menambahkan pada hari biasa sekitar 30 pengunjung datang. Akan tetapi jika musim liburan atau ramadhan seperti sekarang, pengunjung bisa melonjak hingga ratusan. “Keinginan kami ingin membuat perpustakaan yang lebih representatif,” jelasnya.
Diakui Agus dalam hal pendataan buku, Perpustakaan Islam Surakarta sudah melakukan komputerisasi. Namun untuk peminjaman masih dilakukan secara manual.