Jumat, 13 Agustus 2010

Di antara rak-rak tua, segudang ilmu ditawarkan

Bangunan itu terlihat sangat tua dibanding bangunan dan rumah yang berada di sekelilingnya. Maklum saja, sebuah ruang yang dimanfaatkan untuk perpustakaan ini berusia hampir 50 tahun. Bangunan serta atapnya masih asli hanya bagian dinding yang mengalami beberapakali perbaikan seperti pengecatan ulang.
Letak perpustakaan Islam Surakarta cukup mudah dicari. Lokasinya berada di deretan Gedung Umat Islam di depan lapangan Kartopuran Kecamatan Serengan. Perpustakaan ini ada seiring dibangunnya gedung sejak tahun 1960. Selama puluhan tahun tersebut puluhan buku tersimpan rapi di deretan rak-rak buku.
Perpustakaan ini di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam (Yakpi). Dalam hal pengelolaannya dibantu yayasan serta sumbangan dari berbagai pihak, termasuk para anggotanya.
Tercatat tahun 2006 saja koleksi perpustakaan ini mencapai 11 ribu buah buku. “Sekarang mungkin sudah 15 ribu,” ujar Ketua Pelaksana Harian Perpustakaan Islam Surakarta, Agus Sarwanto saat ditemui di sela kesibukannya, Selasa (10/8). Agus menambahkan masih ada sekitar 115 buku sumbangan dari Bank Indonesia yang belum terdata.
Meskipun berlabel Islam, 60 % buku yang dimiliki perpustakaan ini adalah bergenre umum. Sementara sisanya 40 % bernuansa islami seperti tafsir. Buku-buku berbau motivasi dan fiksi seringkali diburu para pembaca.
“Apalagi waktu
booming Laskar Pelangi, antre bukunya panjang sekali,” tutur Agus. Lelaki yang sudah mengabdi puluhan tahun ini menambahkan 2.218 orang tercatat sebagai anggota perpustakaan ini. Para anggota perpustakaan berasal tidak hanya di dalam Solo melainkan masyarakat luar Solo pun banyak yang berunjung. Diakui Agus lebih banyak yang sekadar datang dan membaca daripada mencatatan diri sebagai anggota.
Berbagai cara ditempuh untuk menarik minat masyarakat dalam hal membaca. Seperti bekerja sama dengan pihak sekolah serta mengadakan lomba-lomba. Perpustakaan ini juga rajin menyebar pamflet dan brosur baik untuk menyosialisasikan keberadaan perspustakaan atau agenda yang akan digelar.
Agus menambahkan pada hari biasa sekitar 30 pengunjung datang. Akan tetapi jika musim liburan atau ramadhan seperti sekarang, pengunjung bisa melonjak hingga ratusan. “Keinginan kami ingin membuat perpustakaan yang lebih representatif,” jelasnya.
Diakui Agus dalam hal pendataan buku, Perpustakaan Islam Surakarta sudah melakukan komputerisasi. Namun untuk peminjaman masih dilakukan secara manual.

2 komentar:

  1. Waaah... baca tulisanmu, jadi kangen pengen liputan di Solo. Hehehe...

    BalasHapus
  2. hehehhe... pokoknya rasa Solo deh, kapan lagi ke Solo jeng?

    BalasHapus